Minggu, 15 Februari 2015

coretan hari ini


TERIMAKASIH IBU

“Bu apakah masih jauh lagi perjalanan kita?” kata itu terucap dari bibir ku. “tidak jauh lagi nak, sebentar lagi kita akan sampai”jawab ibu sambil menghiburku. Ini adalah hari dimana ibu ingin mendaftarkan ku ke sekolah menengah pertama. sekolah yang aku idam – idamkan ketika aku masih duduk dibangku sekolah dasar dulu. Jarak antara rumah ku, bahkan desa dimana aku tinggal itu lumayan jauh dari sekolah yang akan aku tempati ini. Ya karna sekolah nya sudah memasuki daerah keramaian, mungkin juga bisa dikatakan dimana aku akan sekolah juga termasuk kota. Aku tidak bisa ngebayangkan bagaimana keadaan sekolah aku nantinya. Aku penasaran dengan cerita tetangga ku yang sudah bersekolah di sekoalh yang akan aku daftarkan ini, menurut tetanggaku tempat dia bersekolah sangat bagus , nyaman dan menyenangkan.
            Dari kejauhan terlihatlah sebuah gedung yang megah bercatkan hijau dan putih. Melihat gedung itu, aku yakin bahwa itu adalah sekolah yang aku tempati nantinya. Langkahku semakin cepat seolah – olah aku lupa dengan rasa lelah dan letih yang terjadi dengan ku sebelumnya. Ibu hanya tersenyum melihatku dari belakang.
            Akhirnya aku sampai juga disekolah itu. Setibanya disana aku melihat ratusan orang tua dengan anak nya yang ingin mendaftarkan anak – anak mereka disekolah ini. Awalnya aku tidak percaya diri untuk mendaftar kesekolah ini disebabkan karena penampilan ku dan ibu yang kampungan. Aku tidak percaya diri melihat mereka yang berpakaian seragam sd, memakai tas dan memakai sepatu, seddangkan aku hanya memakai baju lebaran, itupun lebara 3 tahun lalu, dan sendal jepit yang menempel dikakiku yang kotor, disebabkan debu yang menempel dikakik saat perjalanan tadi.
            Aku melihat ibu sangat bersemangat mengurus semua pendaftaran ku. Aku merasa bersalah pada ibu karna tidak percaya diri dan merasa minder dengan keadaan ku. Walaupun disana sini masih terdapat juga anak – anak yang berpakaian bebas, tapi aku berfikir apakah aku tidak akan dikucilkan nantinya jika aku sekolah disini.
            Setelah pendaftaran nya selesai, aku tidak merasakan semanga seperti aku melihat sekolah itu diawal tadi. Tapi ibu mengajak ku untuk menaiki sebuah angkutan umum, yang tak tau kemana arahnya. Awalnya aku tidak bertanya kepada ibu, lama kelamaan aku ingin tau kemana aku dibawa oleh ibu.”bu kita mau kemana, kenapa kita tidak langsung pulang?” tanya ku kepada ibu. Ibu ku yang pendiam hanya tersenyum dengan senyuman yang lebar kepadaku seraya berkata” nanti kamu akan tau”.
            Tidak lama kemudian dijarak yang berjauhan aku melihat orang yang sangat ramai, ada yang menyorak kan dagangan mereka dan ada juga yang menawaar sesuatu yang ingin dibelinya. Angkutan yang aku tompani semakin dekat ke arah sana. “ ibu apakah kita kepasar?” tanyaku dengan wajah yang sangat bahagia.” Iya nak”jawab ibuku. Tapi aku heran kenapa ibu ingin kepasar. Tumben – tumbenan ibu ingin kepasar. Sejak ayahku meninggal dua tahun yang lalu aku dan ibu tidak pernah pergi kepasar lagi. Aku masih ingat terakhir aku kepasar, yaitu menjelang lebarana 3 tahun yang lalu disaat ayah membelika baju yang aku pasang sekarang ini. Aku menjadi rindu sama ayah.
            Ibu berjalan dengan lincahnya, entah apa yang ibu cari aku tak tau. Sesampainya disuatu tokoh yang menyediakan peralatan sekolah ibu berhenti di toko itu. “Alya kamu kan mau masuk smp jadi kamu harus punya baju baru, sepatu baru dan tas baru, silahkan kamu pilih mana yang kamu suka yang ada di toko ini?”ucap ibu kepadaku. Aku sangat senang sekali hari ini. Aku memilih tas yang yang ada di toko ini, setiap aku ingin mengambil barang aku selalu minta pendapat ibu apakah barang yang aku ambil ini bagus atau tidak, tapi ibu hanya mengatakan” yang bagus menurut kamu aja, yang akan memakai juga kamu, bukan ibu”. Dengan senyum yang sangat lebar dimuka ibu.
            Sekarang aku merasa aku tidak berbeda dengan orang yang aku lihat di sekolah tadi, berpakaian rapi, memakai tas, dan juga sepatu. Ibu telah memberikan hal yang tidak pernah aku sangka, aku harus bisa membalas semua yang telah diberikan ibu. Didalam hati aku bertekat akan belajar dengan rajin dan memberikan yang terbaik untuk ibu, dan membuat ibu bangga kepadaku.
******                        *****                                      ****                                        *****
Hari ini adalah hari pertama aku merasakan massa orientasi siswa, yang sebelumnya aku tak pernah merasakan nya. kata orang MOS itu adalah hal yang menakutkan tetapi juga menyenangkan, semoga mos ku dihari pertama ini lancar.
            Paginya kami dikumpulkan dilapangan upacara dan kakak kelasku membagi kami menjadi beberapa kelompok selama kami mos. Aku masuk kedalam kelompok D. Aku dan teman – teman masuk kedalam kelas yang sudah di sediakan. Aku sangat bahagia sekali bisa sekolah di tempat yang bagus seperti ini. Tapi aku merasa diasingkan mungkin karna murid dari sd ku hanya sedikit di sini dan kami juga tidak banyak mengenal orang – orang diarah perkotaan ini. Aku merasa canggung dengan mereka yang bermain bergeng – geng, tapi aku tidak main sendirian masih ada orang yang masih mau bermain dengan ku, dan dia juga sangat akrab dengan ku. Fitri adalah teman yang aku temui di smp ini, dia sangat baik dan menghargai orang lain, walau dia orang yang mampu dan tinggal di kota dia tetap mau bermain dengan ku.
            Hari berganti minggu, minggu berganti bulan tidak sadar ternyata aku sudah satu semester di sini. Al hamdulillah di ujian semester kemarin aku berhasil menjadi juara kelas, yang membuat ibuku sangat bangga kepadaku dan teman-temanku sekakarang tidang membeda-bedakan aku dan fitri. Jadi ibu tidak sia – sia membelikan ku baju baru untuk masuk ke smp ini. Kulihat orang beramai – ramai membaca pengumuman di depam ruang guru. Tiba- tiba fitri menghampiriku” ya kamu gak mau baca pengumuman yang anak lain baca?” tanya fitria kepadaku. Aku hanya menggelengkan kepala seolah  olah aku tidak tertarik dengan pengumuman itu.
            Jam pelajaran pun selesai, aku segera pulang kerumah dengan segeranya, disebabkan karna jarak rumah ku yang jauh dari lokasi sekolah, jika aku tidak cepat pulang aku bisa – bisa sampai di rumah ketika orang sholat magrib. Jarak rumah yang aku ragukan dulu untuk pergi sekolah ke kota sekarang bukan lah halangan bagiku untuk mencapai prestasi. Setibanya di rumah aku langsung pergi ke dapur untuk mengambil nasi dan makan, tetapai aku tidak menemukan makanan. Aku merasa perutku sangat lapar, tetapi aku juga tidak menemukan ibu ku dirumah. Dengan langkah yang tergesa – gesa seseorang membuka pntu rumah ku, ketika ku lihat itu ternyata ibu yang datang aku langsung menghampiri ibu dan menanyakan dari mana ibu sbelumnya. Tetapi ibu hanya mendiam diri dan langsung ke belakang rumah kami. Ibu mencabut sebatang singkong yang ada dibelakang dirumah kami, lalu ibu membersihkan nya dan merebusnya. Aku hanya terdiam dan terpikir apakah yang harus ku lakukan untuk ibu, untuk seorang yang telah berjuang untuk menghidupkan dan membesarkan ku. Seketika itu aku langsung menghampiri  ibu dan memeluknya “ ibu maaf kan aku ya, gara – gara anak mu lapar kamu susah payah seperti ini, ibu aku berjanji aku akan menjadi anak yang sukses yang bisa kau banggakan dan kita akan hidup dengan serba kecukupan, dan bahagia ibu” ucapku sambil meneteskan air mata. “ ini hanyalah tugas seorang ibu nak, kamu tidak ada salah dalam hal ini, belajarlah dengan rajin nak, hanya kamu yang bisa mengubah hidup kita lagi nak” ibu  memeluk ku dengan eratnya.
Setelah ubi yang direbus ibu masak kami langsung memakan nya, pada awalnya ibu tidak mau memakan nya, dia hanya menyuruhku makan sampai kenyang, tapi aku mengatakan aku tidak akan makan kalau ibu tidak amakan. Akhirnya ibu mau memakannya.
***
            Ketika matahari menampakkkan sinarnya aku langsung berangkat kesekolah. Setiba disekolah teman – teman pada membicarakan masalah lomba, aku tidak tau lomba apa yang mereka maksud. “ alya kamu mau kan ikut lomba menulis ilmiah ke tingkat profinsi hadiahnya banyak lo?” tanya fitri kepadaku. Aku hanya menggelengkan kepala, karna aku sendiri tidak yakin apakah aku mempunyai kemampuan yang luar biasa untuk menjadi salah seorang yang mewakili sekolah ketinggkat provinsi. “ masalah uang pendaftaran kamu gak usah khawatir sekolah yang membiayai, dan jika kamu tidak punya uang untuk berbelanja pergi lomba, kamu bisa pakai uang ku, yang penting kamu aharus ikut” ujar fitri meyakin kan ku. “ makasih ya fit, tapi aku takut kalau aku akan mengecewakan kamu, dan teman – teman yang lainnya, aku hanya siswa yang baru disini jika dibandingkan dengan kakak – kakak kelas yang sudah berpengalaman dari ku” ujarku kepada teman – teman sekelasku.” Alya  kamu pikirkan saja baik-baik karna hari ini adalah hari terakhir kamu untuk berfikir, apakah kamu mau pergi atau tidak, karna besok semua siswa yang ikut akan pergi besok pagi, semua keputusan ada ditangan kamu alya, kami tidak bisa memaksakan kehendak kamu, dan jika kamu menang uang hadiahnya bisa kamu berikan keibu kamu untuk memulai usahanya”.aku merenungkan apa yang fitri katakan dengan yakin aku menjawab ”baik aku akan ikut dan mendaftarkan diri keguru maatematika, tapi sebelumnya aku minta maaf jika nanti hasilnya mengecewakan”.” Kami tidak akan kecewwa atas apa hasilnya, justru kami bangga jika kamu mau mewakili kelas kita untuk pergi lomba”.
*****
Hari lomba  pun tiba, semua peserta telah mempersiapkan diri mereka dengan segala perlengkapan mereka, ada yang menggunakan leptop, hp, dan tablet. Sedangkan aku hanya membawa beberapa perlengkapan tulis dan beberapa buku cetak. Aku telah menyerahkan diriku sepenuhnya kepada yang kuasa atas apa yang aku dapat nantinya. Ketika lomba aku merasa gugup dan gerogi, karni ini adalah kali pertamanya aku pergi lomba di smp ini.
Saat yang ditunggu – tunggupun telah tiba yaitu hari dimana pengumuman lomba diumumkan.jantungku berdebar- debar dengan kencangnya, seolah- olah rasa mau copot. Peringkat sepuluh sampai peringkat kedua  telah diumumkan tetapi tidak ada nama ku dipanggil, aku merasa tidak mungkin aku mendapat kan peringkat pertama, aku sudah merasa kecewa karna aku pulang membawa tangan kosong dan tidak bisa dibanggakan oleh ibuku. Aku keluar dari ruangan itu, setibanya dipintu aku mendengar bahwa nama ku dipanggil karna mendapatkan peringgkaat satu, aku langsung bersujud dan berlari kepanggung dan bersujud kembali, tak sadar air mata ku menetes, aku bersukur aku bisa menjadi sang juara. Aku mengucapkan ribuan terimakasih kepada teman – teman yang telah mendukungku, dan kepada ibuku walaupun aku dia tidak ada disini, dan kepada semuanya. Dan aku akan menggunakan uang ini untuk modal ibuku berdagang, agar ibu tidak susah – susah lagi ke kebun dan kesawah.
Dari kejauhan aku melihat ibuku yang bangga kepadaku,dengan bercucuran air mata. Aku tidak percaya bahwa ibu selalu mengikutiku dan beradi di sisi ku sejauh ini. Aku langsung turun panggung dan berlari menghampiri ibuku dan memeluknya sambil mengatakan ” makasih atas atas semuanya ibu, makasih atas kasih sayang yang enkau selalu berikan ibu, hanya hadiah kecil ini yang bisa ku berikan kepadamu yang telah menjagaku dengan susah payah”. Ibu semakin memeluk ku dengan pelukan yang hangatnya.
Sekarang kehidupan ku sudah membaik. Ibu telah membuka warung didepan rumahku, dan barang dagangan nya juga diantarkan kekantin sekolahku. Sekarang aku pergi sekolah tidak jalan kaki lagi, dengan uang lomba kemaren  ibu membelikan ku sepeda baru untuk pergi kesekolah. Aku sangat senang dengan kehidupan baruku, andai ayah masih ada pasti dia sangat senang,  tapi apa boleh buat tuhan lebih menyayangi  ayahku.
The end

Rabu, 19 November 2014

KERAJAAN TARUMANEGARA

Kerajaan Tarumanegara atau Taruma adalah sebuah kerajaan yang pernah berkuasa di wilayah pulau Jawa bagian barat yaitu di sekitar Bogor dan Bekasi, pada abad ke-4 hingga abad ke-7 m, yang merupakan salah satu kerajaan tertua di nusantara yang diketahui. Rajanya yang terkenal bernama Purnawarman, seorang Indonesia.
Dalam catatan, kerajaan Tarumanegara adalah kerajaan hindu beraliran wisnu. Kerajaan Tarumanegara didirikan oleh Rajadirajaguru Jayasingawarman pada tahun 358, yang kemudian digantikan oleh putranya, Dharmayawarman (382-395).
Fa-Hsien, seorang rahib Buddha dari Cina, menyebutkan adanya kerajaan To-lo-mo. Pada tahun 414 M, Fa-Hsien bertolak dari Sailan (atau Ceylon, sekarang Sri Lanka) untuk balik ke Kanton, Cina. Sebelumnya ia bertahun-tahun belajar Buddha di kerajaan-kerajaan Buddhis. Ia sering berziarah ke India. Setelah dua hari berlayar, kapalnya diterjang topan. Ia pun terdampar dan mendarat di Ye Po Ti, ejaan Cina bagi kata Jawadwipa, yaitu Pulau Jawa. Diduga, tanah yang ia darati adalah Tarumanagara.Kronik lain yang menyinggung Tarumanagara adalah berita Cina era Dinasti Tang. Sekitar tahun 528-539 dan 666-669 M, dating seorang utusan dari To-lo-mo ke Cina. Tolomo adalah ucapan lidah orang Cina untuk “taruma”.
Sebelum ada pengaruh India, di sekitar Tarumanagara terdapat kerajaan Aruteun. Setelah dipengaruhi Hindu, Aruteun pun berganti nama menjadi Tarumanagara. Oleh karena itu, Aruteun atau Ci Aruteun (kata “ci” dalam bahasa Sunda berarti “air” atau “sungai” atau “tanah”) dijadikan pusat pemerintahan Tarumanagara.
Pendapat ini didapat dari kronik Cina abad ke-5 M. Menurut sumber ini, kerajaan dari Jawa yang pertama mengirim utusan ke Cina adalah Ho-lo-tan. Kronik Li-Sung-Shu mengabarkan (430- 452 M), utusan Ho-lo-tan dari She-po (Jawa) ini berkali-kali dating ke Cina, menjalin persahabatan. Para ahli berpendapat bahwa nama ho-lo-tan adalah ucapan lidah Cina untuk “Aruteun”. Nama Ho-lo-tan tidak terdengar lagi pada abad ke-6. Sebagai gantinya muncul nama To-lo-mo (Tarumanagara) yang utusannya sering berkunjung ke Cina. Pendapat ini bisa benar adanya, karena adanya prasasti di tepi Sungai Ciaruteun (sekitar Bogor) yang mengabarkan adanya Raja Tarumanagara yang memerintah pada abad ke-6 (Purnawarman).

Kerajaan-kerajaan kecil yang merupakan bawahan Tarumangara, masing-masing mulai memisahkan diri, salah satunya Kendan. Selanjutnya, yang berkuasa di Jawa Barat adalah Kerajaan Sunda di sebelah barat dan Kerajaan Kendan (Galuh) di sebelah timur. Dua kerajaan ini dibatasi oleh Sungai Citarum. Kelak, dua kerajaan ini dipersatukan oleh Sri Baduga Maharaja, menjadi Pajajaran. Menurut keterangan Dinasti Tang, Tarumanagara masih ada hingga abad ke-7. Setelah masa itu, tak ada lagi berita tentangnya. Sangat mungkin, setelah abad ke-7 Tarumanagara dikuasai oleh Sriwijaya dari Sumatera.
Bukti-bukti adanya Tarumanagara adalah ditemukannya tujuh buah prasasti, yakni Prasasti Ciaruteun, Kebon Kopi, Jambu, Tugu, Pasir Awi dan Muara Ciaruteun, serta Lebak.
Gambar : Peta Letak Prasasti Kerajaan Tarumanegara

KEHIDUPAN DI KERAJAAN TARUMANEGARA

1. Kehidupan Politik
Raja Purnawarman adalah raja besar yang telah berhasil meningkatkan kehidupan rakyatnya. Hal ini dibuktikan dari prasasti Tugu yang menyatakan raja Purnawarman telah memerintah untuk menggali sebuah kali. Penggalian sebuah kali ini sangat besar artinya, karena pembuatan kali ini merupakan pembuatan saluran irigasi untuk memperlancar pengairan sawah-sawah pertanian rakyat.

2. Kehidupan Sosial
Kehidupan sosial Kerajaan Tarumanegara sudah teratur rapi, hal ini terlihat dari upaya raja Purnawarman yang terus berusaha untuk meningkatkan kesejahteraan kehidupan rakyatnya. Raja Purnawarman juga sangat memperhatikan kedudukan kaum brahmana yang dianggap penting dalam melaksanakan setiap upacara korban yang dilaksanakan di kerajaan sebagai tanda penghormatan kepada para dewa.

3. Kehidupan Ekonomi
Prasasti tugu menyatakan bahwa raja Purnawarman memerintahkan rakyatnya untuk membangun saluran air di Sungai Gomati sepanjang 6122 tombak atau sekitar 12 km. Pembangunan terusan ini mempunyai arti ekonomis yang besar bagi masyarakat, Karena dapat dipergunakan sebagai sarana untuk mencegah banjir disaat musim penghujan. Selain itu juga digunakan sebagai irigasi pertanian serta sarana lalu-lintas pelayaran perdagangan antardaerah di Kerajaan Tarumanegara dengan dunia luar dan daerah-daerah di sekitarnya.

4. Kehidupan Budaya
Dilihat dari teknik dan cara penulisan huruf-huruf dari prasasti-prasasti yang ditemukan sebagai bukti kebesaran Kerajaan Tarumanegara, dapat diketahui bahwa tingkat kebudayaan masyarakat pada saat itu sudah tinggi. Selain sebagai peninggalan budaya, keberadaan prasasti-prasasti tersebut menunjukkan telah berkembangnya kebudayaan tulis menulis di kerajaan Tarumanegara.
RAJA-RAJA DI KERAJAAN TARUMANEGARA

Tarumanagara sendiri hanya mengalami masa pemerintahan 12 orang raja. Pada tahun 669 M, Linggawarman, raja Tarumanagara terakhir, digantikan menantunya, Tarusbawa. Linggawarman sendiri mempunyai dua orang puteri, yang sulung bernama Manasih menjadi istri Tarusbawa dari Sunda dan yang kedua bernama Sobakancana menjadi isteri Dapuntahyang Sri Jayanasa pendiri Kerajaan Sriwijaya. Secara otomatis, tahta kekuasaan Tarumanagara jatuh kepada menantunya dari putri sulungnya, yaitu Tarusbawa. Kekuasaan Tarumanagara berakhir dengan beralihnya tahta kepada Tarusbawa, karena Tarusbawa pribadi lebih menginginkan untuk kembali ke kerajaannya sendiri, yaitu Sunda yang sebelumnya berada dalam kekuasaan Tarumanagara. Atas pengalihan kekuasaan ke Sunda ini, hanya Galuh yang tidak sepakat dan memutuskan untuk berpisah dari Sunda yang mewarisi wilayah Tarumanagara.

Kerajaan Tarumanegara mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan raja Purnawarman. Raja purnawarman adalah raja besar, hal ini dapat diketahui dari Prasasti Ciaruteun yang isinya, "Ini (bekas) dua kaki, yang seperti kaki Dewa Wisnu ialah kaki Yang Mulia Sang Purnawarman, raja di negeri Taruma, raja yang gagah berani di dunia".
Raja-raja Tarumanegara:
  1. Jayasingawarman 358-382 M
  2. Dharmayawarman 382-395 M
  3. Purnawarman 395-434 M
  4. Wisnuwarman 434-455 M
  5. Indrawarman 455-515 M
  6. Candrawarman 515-535 M
  7. Suryawarman 535-561 M
  8. Kertawarman 561-628 M
  9. Sudhawarman 628-639 M
  10. Hariwangsawarman 639-640 M
  11. Nagajayawarman 640-666 M
  12. Linggawarman 666-669 M
PRASASTI-PRASASTI KERAJAAN TARUMANEGARA

1. Prasasti Ciaruteun
Prasasti Ciaruteun atau prasasti Ciampea ditemukan ditepi sungai Ciarunteun, dekat muara sungai Cisadane Bogor prasasti tersebut menggunakan huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta yang terdiri dari 4 baris disusun ke dalam bentuk Sloka dengan metrum Anustubh. Di samping itu terdapat lukisan semacam laba-laba serta sepasang telapak kaki Raja Purnawarman. Gambar telapak kaki pada prasasti Ciarunteun mempunyai 2 arti yaitu:
  1. Cap telapak kaki melambangkan kekuasaan raja atas daerah tersebut (tempat ditemukannya prasasti tersebut).
  2. Cap telapak kaki melambangkan kekuasaan dan eksistensi seseorang (biasanya penguasa) sekaligus penghormatan sebagai dewa. Hal ini berarti menegaskan kedudukan Purnawarman yang diibaratkan dewa Wisnu maka dianggap sebagai penguasa sekaligus pelindung rakyat.

2. Prasasti Jambu
Prasasti Jambu atau prasasti Pasir Koleangkak, ditemukan di bukit Koleangkak di perkebunan jambu, sekitar 30 km sebelah barat Bogor, prasasti ini juga menggunakan bahwa Sansekerta dan huruf Pallawa serta terdapat gambar telapak kaki yang isinya memuji pemerintahan raja Purnawarman.

3. Prasasti Kebon Kopi
Prasasti Kebon Kopi ditemukan di kampung Muara Hilir kecamatan Cibungbulang Bogor . Yang menarik dari prasasti ini adalah adanya lukisan tapak kaki gajah, yang disamakan dengan tapak kaki gajah Airawata, yaitu gajah tunggangan dewa Wisnu.

4. Prasasti Muara Cianten
Prasasti Muara Cianten, ditemukan di Bogor, tertulis dalam aksara ikal yang belum dapat dibaca. Di samping tulisan terdapat lukisan telapak kaki.


5. Prasasti Pasir Awi
Prasasti Pasir Awi berada di daerah 0°10’37,29” BB (dari Jakarta) dan 6°32’27,57”, tepat berada di puncak perbukitan Pasir Awi (600 m dpl), Bojong Honje-Sukamakmur Bogor.


6. Prasasti Cidanghiyang
Prasasti Cidanghiyang atau prasasti Lebak, ditemukan di kampung lebak di tepi sungai Cidanghiang, kecamatan Munjul kabupaten Pandeglang Banten. Prasasti ini baru ditemukan tahun 1947 dan berisi 2 baris kalimat berbentuk puisi dengan huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta. Isi prasasti tersebut mengagungkan keberanian raja Purnawarman.






7. Prasasti Tugu
Prasasti Tugu di temukan di daerah Tugu, kecamatan Cilincing Jakarta Utara. Prasasti ini dipahatkan pada sebuah batu bulat panjang melingkar dan isinya paling panjang dibanding dengan prasasti Tarumanegara yang lain, sehingga ada beberapa hal yang dapat diketahui dari prasasti tersebut.

Hal-hal yang dapat diketahui dari prasasti Tugu adalah:
  1. Prasasti Tugu menyebutkan nama dua buah sungai yang terkenal di Punjab yaitu sungai Chandrabaga dan Gomati. Dengan adanya keterangan dua buah sungai tersebut menimbulkan tafsiran dari para sarjana salah satunya menurut Poerbatjaraka. Sehingga secara Etimologi (ilmu yang mempelajari tentang istilah) sungai Chandrabaga diartikan sebagai kali Bekasi.
  2. Prasasti Tugu juga menyebutkan anasir penanggalan walaupun tidak lengkap dengan angka tahunnya yang disebutkan adalah bulan phalguna dan caitra yang diduga sama dengan bulan Februari dan April.
  3. Prasasti Tugu yang menyebutkan dilaksanakannya upacara selamatan oleh Brahmana disertai dengan seribu ekor sapi yang dihadiahkan raja.
D. SUMBER-SUMBER SEJARAH
Bukti keberadaan Kerajaan Taruma diketahui melalui sumber-sumber yang berasal dari dalam maupun luar negeri. Sumber dari dalam negeri berupa tujuh buah prasasti batu yang ditemukan empat di Bogor, satu di Jakarta dan satu di Lebak Banten. Dari prasasti-prasasti ini diketahui bahwa kerajaan dipimpin oleh Rajadirajaguru Jayasingawarman pada tahun 358 M dan beliau memerintah sampai tahun 382 M. Makam Rajadirajaguru Jayasingawarman ada di sekitar sungai Gomati (wilayah Bekasi). Kerajaan Tarumanegara ialah kelanjutan dari Kerajaan Salakanagara. Sedangkan sumber-sumber dari luar negeri yang berasal dari berita Tiongkok antara lain:
  1. Berita Fa-Hsien, tahun 414 M dalam bukunya yang berjudul Fa-Kao-Chi menceritakan bahwa di Ye-po-ti hanya sedikit dijumpai orang-orang yang beragama Buddha, yang banyak adalah orang-orang yang beragama Hindu dan sebagian masih animisme.
  2. Berita Dinasti Sui, menceritakan bahwa tahun 528 dan 535 telah datang utusan dari To- lo-mo yang terletak di sebelah selatan.
  3. Berita Dinasti Tang, juga menceritakan bahwa tahun 666 dan 669 telah datang utusaan dari To-lo-mo.


Berdasarkan tiga berita di atas para ahli menyimpulkan bahwa istilah To-lo-mo secara fonetis penyesuaian kata-katanya sama dengan Tarumanegara. Maka berdasarkan sumber-sumber yang telah dijelaskan sebelumnya maka dapat diketahui beberapa aspek kehidupan tentang kerajaan Tarumanegara. Kerajaan Tarumanegara diperkirakan berkembang antara tahun 400-600 M. Berdasarkan prasasti-prasasti tersebut diketahui raja yang memerintah pada waktu itu adalah Purnawarman. Wilayah kekuasaan Purnawarman menurut prasasti Tugu, meliputi hampir seluruh Jawa Barat yang membentang dari Banten, Jakarta, Bogor dan Cirebon.

Selasa, 18 November 2014

cerpen terbaru

EMBUN PAGI INI
oleh:leni marlina

                Bintang yang indah menerangi malam, langit yang cerah membuatku enggan untuk tidak melihatnya. Semoga cuaca cerah ini berlangsung sampai pagi. Suasana seperti ini membuatku teringat akan kampung halaman ku, tempat aku di lahirkan dan dibesarkan, aku teringat dengan emak dan bapak ku. Ya beginilah hidup jadi anak  kosan, jika teringat dengan orang tua, harus dipendam aja.
                Kemarin ku jumpakan hari sabtu, sekarang sudah sampai pula malam minggu, sebentar rasanya waktu berlalu, emak dan bapak aku merindukan kalian, aku tidak sabar ingin bertemu dengan kalian. Ini adalah semester terakhir aku kuliah di Universitas Indonesia ini. Aku bertekat aku bisa lulus dari sini dengan nilai yang bagus agar emak bangga dengan ku.
 Walau malam minggu dan malam apapun sekalian aku tak pernah pergi bermain di kota ini. Aku tidak tertarik dengan kegiatan anak muda kota ini yang pergi berkeluyuran di tengah malam. Apalagi untuk malam minggu tak ada satupun anak gadis kota ini yang terlihat di rumah, semuanya sudah pergi bermain dengan pacarnya masing – masing. Termasuk riri teman satu kos ku, dia sudah pergi sejak pukul 07.30 tadi. Riri bukan hanya teman kos ku dia sudah menjadi sahabat ku, bahkan aku telah menganggapnya seperti saudara, begitu lah kedekatan ku dengan nya. Rasanya udara yang segar membuat ku terlalap di malam ini. Kututup ganden jendela kamar ku, ku jatuhkan badan ku di atas tempat tidurku.
*****
Perutku berrbunyi dan terasa agak perih, ini mungkin sakit mah ku yang kambuh lagi, ku lihat jam becker yang ada di atas meja menunjukan jam 04.30. kulihat tempat tidur riri ternyata dia telah tidur dengan nyenyak nya. Aku merasa canggung untuk menanyakan apakah dia ada mempunyai cemilan untuk dimakan, karna aku lupa berbelanja kemarin dan bahan untuk di masak juga sudah habis. Lebih baik ku tunggu saja hari mulai siang dan akan ku cari tempat untuk berbelanja. Suara azan subuh terdengar dari kejauhan. Ku tinggalkan tempat tidur ku dan langsung aku menuju kamar mandi untuk  berwudhuk dan melaksanakan sholat subuh. Butiran kata – kata ku rangkai untuk memuja sang kholik pencipta yang agung. Ku curahkan segala beban dan pikiran ku, ku ceritakan semua masalahku , kuharapkan semua nya ada jalan keluarnya.
“tari udah jam berapa hari…..?” Tanya riri dengan mata yang berat.
“udah jam 05.30 ri…” jawab ku kepada riri.
“ OMG aku belum sholat”
Riri langsung bangun dari tempat tidurnya dam langsung menuju kamar mandi dan kembali lagu kekamar dia langsung sholat dan berdoa. Begitulah teman ku yang satu ini, dia slalu pacaran, dia juga suka keluyuran tapi dia juga taat beribadah. Setelah riri selesai sholat dia langsung menengok isi kulkas, tak ada satupun yang dia temui kecuali air putih.
“tari kulkas kita udah kosong…..”
“ya aku tau..”
“pergi berbelanja kita ya?”
“lo mau pergi belanja? Serius lo……. Mau kepasar?” Tanya ku penasaran, karna biasanya riri gak punya hobi berbelanja kepasar, setiap makanan habis dia slalu member ku uanguntuk pergi kepasar, tapi untuk kali ini dia malah ngajak aku untuk pergi bersama nya…….
“ya iya lah, emang tampang gue tampang orang pecanda apa?” jawab riri.
Dibuka nya garden jendela kamar, ternyata cuaca pagi ini berembun.
“tari kita gak usah aja kepasar hari ini ya?”
“kenapa, gw laper banget,  gue pergi aja sendiri kalau lo gak mau gak apa- apa” kan udah ku kira kalau riri itu pasti malas ke pasar.
“kakau lo kepasar nanti lo sakit, cuacanya lagi gak bagus” jawab nya membela diri.
“gak apa – apa aku pake payung aja” jawab ku.
“kalau gitu aku juga ikut”
“terserah lo aja ri.”
Kuambil payung yang ada di belakang pintu dan kami pun langsung kepasar, ya embun dipagi yang sudah ku ramal kan erah malam tadi, tetapi malah berembun. Dipayung kecil inilah kami pergi ke pasar tradisional yang jarak nya lumayan jauh dari kos san kami ini. Aku melihat riri sangat bahagia bermain dengan embun embun ini. Riri seperti anak – anak yang berumuran 5 tahun yang sedang asyik bermain dengan mainan nya.
“ri lo kok main – main sih dengan embun ini nanti lo sakit, gw kak bakalan masakin lo nanti….”
“tari lo tu kayang orang tua gw aja, yang slalu ngomel – ngomel, gw t jarang ngerasain hal seperti ini, lo gak usah pake payung aja ikutin gw aja, ternyata hidup ini indah ya tari”
“ lo aneh banget ya ri, tapi gw bahagia bisa ngeliat lo tersenyum seperti ini”
“ lo nanti kalau udah pisah sama gw, lo jangan lupa hubungin gw, hubungi gw terus, dan kalau lo mau nikah jangan lupa undang gw, walaupun jauh, harus lewati selat jawa dari bandung ke padang gw akan pergi ngeliat lo dan suami lo.”
“ emang lo mau pergi ke mana ri, kita kan masih lama wisudanya’
“lo banyak Tanya tari,malas gw, ntar malah berbelit -  belit jadinya.”
“sorry riri”
“hmhmhmhmhmmmm”
Sesampainya dipasar kami langsung membeli semua barang yang diperlukan, selama aku sekosan sama riri sekali ini aku pergi kepasar dengan nya. Sangat menyenangkan sekali rasanya ke pasar dengan riri. Setiap ada aksesoris yang unik riri langsung membelinya,karna riri mempunyai hobi memakai aksesoris, dan tak terkecuali kalau ada baju yang ia suka dia langsung membelinya.
Keadaan pasar yang becek tidak menghalangi semua aktifitas kami, celana kami pun kotor berlumuran lumpur pasar. Sudah satu jam kami di pasar tetapi embun yang berselimut kabut pun belum berhenti. Setelah semua nya selesai kami memutuskan untuk kembali kekosan. disuatu tempat yang tidak jauh dari dari pasar riri memintaku untuk menungggunya sebentar di sini. Dia mengatakan ada benda yang ia lupakan. Ia kembali kepasar dan dia memintaku tidak usah ikut. Aku ikuti semua katanya.
Setelah lama menunggu, kudengarkan teriakan riri dari kejahuan di seberang jalan, embun dan kabut menyelimuti kota ini, aku tidak melihat begitu jelas wajah riri. Ia hendak menuju ke arahku dan hendak menyeberangi jalan raya yang luas ini, tetapi dari arah yang berlawanan aku melihat sebuah truk yang melaju dengan kencangnya…..
“riri ……… kamu jangan menyebrang…………………………..”
“bruggggg………”
Semua orang berlarian meliat keadaan riri, aku merasa darah ku tidak mengalir untuk saat ini, aku merasa jantung ku mau copot. Ku berlari menghampiri riri, tubuhnya berlumuran darah, boneka yang ada di tangan nya pun penuh dengan darah. Aku cemas, aku menangi dan meminta orang – orang di sekitarku agar bisa menghubungi dokter secepatnya. Aku bermohon agar riri bisa diselamatkan. Ambulanpun dating, riri lansung dibawa ke rumah sakit. Boneka ditangan riri pun jatuh, ku ambil boneka yang jatuh itu dan aku susul riri kerumah sakit. Aku tak tau apa yang harus ku lakukan, aku cemas, apakah riri masih bisa diselamatkan.
Setibanya dirumah sakit aku langsung menanyakan keadaan riri kepada dokter yang ada di ruangan nya, tetapi dokter tersebut hanya bisa terdiam. Air mata ku mulai berjatuhan membasahi pipiku. Boneka punya riripun ku pegang erat – erat. Air mata kupun tetap tidak mau berhenti. Tidak lama kemudian keluarga riri pun dating dan menangisi kepergian riri.
Riri dimakamkan dibandung, dikampung halamannya. Dihari pemakaman riri, aku ikut menyelenggarakan nya. Aku merasa bersalah, andaikan riri tidak pergi kepasar pasti riri tidak akan mengalami kecelakaan itu. Pasti kami bisa lebih lama lagi bersama. Dihari pemakaman riri cuaca tidak bagus, cuaca berembun, karna akhir – akhir ini cuaca memang tidak bersahabat. Cuaca berembun ini akan ku ingat selalu. Setelah pemakaman riri selesai, aku kembali ke tempat kosan bersama dengan orang tua riri, karna kebetulan orang tua riri ingin membereskan semua barang – barang riri yang ada di kos.
Sesampainya dikos aku membantu orang tua riri membereskan semua peralatan riri. Kuberikan boneka yang dibeli riri ketika kejadian itu kepada mamanya.” Bu ini boneka riri, boneka yang dibeli riri sebelum kecelakaan itu,bonekanya kemaren berlumuran darah, ini juga belum terlalu bersih aku cuci bu” ibu riri menangis sambil memegang boneka itu, dan dia langsung memeluk ku dengan erat. Tetapi mamanya riri tidak mengambil boneka ini, dia memberikannya kepadaku. Aku tidak kuat menahan tangisan ku,dan akhirnya kami pun menangis bersama – sama.
*******
Tak terasa waktu berlalu sekarang aku telah tamat kuliah, dan sekarang aku diterima bekerja di pertambanga minyak. Tetapi untuk saat ini aku harus kekampung member tahu emak dan bapak ku tentang kabar gembira ini, lagian emak dengan bapak juga tidak dating dihari aku wisuda. Pandangan ku tertuju ke boneka punya riri. Sebelum pulang aku harus kebandung dulu ke pemakaman riri, aku akan menceritakan semua yang aku alami ini,pasti riri akan senang mendengarkannya. Aku langsung berangkat kepemakaman riri dan tak lupa ku bawa boneka peninggalan riri. Dipemakaman aku berdoa agar riri bisa hidup tenang dialam nya, tak kusadari air mata ku telah berjatuhan.
Diperjalanan pulang kepadang aku teringat masa – masa aku bersama riri, bercanda persama, belajar bersama, dan segala sesuatu nya kami pun berbagi.


The end